Kamis, 10 Februari 2011

Negeri Seribu Hantu

Oleh : Ust. Umar Abdillah
Tahun 2006 yang lalu warga Demak Jawa Tengah digegerkan oleh isu hantu cekik. Peristiwa itu tak kalah heboh dengan kasus kolor ijo. Beberapa waktu yang lalu banyak pengakuan korban yang mengaku dicekik hantu cekik disaat tidur sendirian. Memang negeri kita paling kaya akan nama dan jenis hantu.

Barangkali  orang barat hanya mengenal duan hantu saja, Dracula dan Casper. Orang China hanya mengenal vampire. Tetapi negeri kita ini, begitu kaya dengan nama-nama hantu. Bahkan setiap pulau memiliki hantu yang memiliki nama khusus, dengan karakter yang khas pula. Apalagi di jawa seabrek nama hantu yang tersohor, sebagian sudah “naik pangkat “  menjadi kaliber nasional. Seperti pocongan, gondrowo, peri, wewe, sundel bolong, kuntilanak, tuyul dan lainnya. Tidak menutup kemungkinan akan lahir nama-nama baru hantu, dengan cirri khas pula.

Lepas dari validitas kabar dan pengakuan yang berkembang seputar dunia hantu, makhluk jin banyak over acting di negeri ini. Mengapa? Inilah tanda Tanya besar yang perlu direnungkan jawabannya. Bukan untuk mereka-reka hal yang ghaib, tetapi mewaspadai sekenario setan untuk menyuburkan kesyirikan.
Setan memahami betul tipologi manusia dengan berbagai macam corak adat dan budayanya. Mungkin membanjiri dengan seribu hantu atau jin yang suka nongol adalah cara yang paling tepat untuk menggiring manusia Indonesia menuju jurang kesyirikan sesuai dengan tipologi masyarakat Indonesia yang lekat dengan keyakinan animisme dan dinamisme.

Seperti dahulu di negeri Arab sebelum memancar cahaya Islam. Mereka suka mengagungkan tempat-tempat khusus. Awalnya tidak apa-apa. Tetapi seiring berjalannya waktu, ketika setan memiliki kepentingan untuk melestarikan kesyirikan tersebut, maka ditempatkan setan-setan penunggu untuk menguatkan stigma keramat pada tempat tersebut,  Berhala Uzza misalnya, hanyalah berupa pohon dan batu. Ketika orang-orang mengagungkan pohon ini, setanpun bersemayam di pohon tersebut. Hingga akhirnya Khalid bin Walid menghancurkannya atas perintah Nabi Muhammad seperti yang disebutkan dalam Ar-Rahiiqul Makhtum Yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubaarakfuri. Munculah dari berhala tersebut setan wanita lalu dibunuh oleh Khalid bin Walid hingga terbelah menjadi dua. Ketika hal itu dikabarkan kepada Nabi, beliau bersabda, “ ya itulah Uzza”. 

Begitulah, setiap tempat yang dikeramatkan, diagungkan dan diberi sesaji, maka setan akan betah tinggal di sana. Untuk menguatkan pengaruhnya, setan akan membisiki orang yang berkunjung ketempat tersebut. Orang-orang  menyebutnya dengan wangsit, bisikan atau ilham. Yang jelas pesan dari setan. Wallahu a’lam. Di ambil dari majalah Ar-Risalah Edisi 55 Januari 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar