Rabu, 16 Maret 2011

AKAN KAU BAWA KEMANA AURATMU? WAHAI WANITA MUSLIMAH!

Oleh: Muhammad Imam Najmudin
Melihat dari judul di atas terkesan ada kekhawtiran penulis akan jati diri seorang muslimah yang saat ini sudah tidak lagi memperhatikan aturan syariat. Pernahkah kita jalan-jalan ke kampus UMS yang sangat megah itu ? kita bisa menyaksikan wanita muslimahnya, mereka mengenakan penutup kepala aliasnya jilbab, tapi coba perhatikan jilbabnya hanya bisa menutupi rambutnya saja. Dari leher sampai ke bawah sangat memprihatinkan sekali, leher terbuka dengan lebarnya aurat badannya dibukus dengan kaos super ketat dipadukan dengan jin yang super ketat juga. Belum lagi dandanan menor ala mahasiswi yang kalau kita perhatikan jauh dari tuntunan syariat. Terkesan agak dipaksakan, karena bedak yang menempel di wajahnya tidak teratur dan terlihat ndesani, belum lagi kalau kita lihat gaya hidup wanita muslimah di tempat kos.


Kehidupan kos-kosan yang bebas tanpa batas menjadikan wanita muslimah terjebak kepada kebudayaan barat yang serba bebas. Hal ini bisa kita saksikan ditempat kos mahasiswi. Muslimah lengkap dengan jilbabnya terlihat sedang mesra-mesraan dengan seorang cowok. ada lagi gaya muslimah yang lain, ketika di kos-kosan mereka lepas semua atribut kemuslimahannya dan mereka ganti dengan pakaian jahiliyah yang mengumbar aurat. Celana pendek hampir telanjang serta kaos yang tembus pandang. Dengan pedenya mereka keluar menemui teman laki-lakinya. Sungguh sangat memprihatinkan dan sangat memalukan.

Terkadang wanita memang tidak punya malu, sehingga untuk mengejar apa yang mereka inginkan mereka rela  menggadaikan segalanya bahkan bila perlu kehormatanpun mereka gadaikan. Dalam sebuah Koran lokal dilaporkan bahwa demi bisa tampil  trendy dan gaul para pelajar SMA di Solo dan sekitarnya rela menjadi pemuas nafsu para om-om kesepian asal  mereka dibayar dengan sejumlah uang yang mereka inginkan. Nau'dubillah min dzalik. Gaya hidup semacam inipun tidak hanya menimpa mereka-mereka yang note benenya seorang pelajar atau mahasiswi saja, tetapi sudah menimpa para akhwat lulusan pondok pesantren.

Terkadang akhwat pondok pun terinspirasi oleh gaya hidup jahiliyah. Apalagi mereka-mereka yang dulunya berjilbab hanya karena aturan pondok bukan merupakan tuntunan dari Allah.  Setelah mereka keluar dari lingkungan pondok mereka memuaskan nafsunya untuk berpakaian ala orang jahiliyah. Jilbab yang dulu besar sampai menutupi dadanya kini sudah berkurang beberapa senti bahkan nyaris hanya menutupi kepala saja. Jubah yang merupakan pakaian kebanggan dan menjadikan mereka anggun dengan jubah tersebut telah berubah dengan pakaian atas bawah yang serba mini bahkan ada yang diganti dengan pakaian kaos yang ketat plus membentuk. Mereka berdalih:  " yang pentingkan masih jilbaban" bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengganti jubahnya dengan celana panjang. Bahkan ada yang bercanda bahwa mereka sudah lupa cara memakai jubah…???

Wahai wanita muslimah lupakah atau benar-benar lupa apa yang dikatakan oleh ustdzahmu dulu? Atau mungkin hidayah sudah Allah cabut dari dadamu atau mungkin  engkau sudah tidak kenal lagi pakaian syar'imu. Sehingga engkau tanggalkan pakaian taqwamu dan engkau ganti dengan pakaian jahiliyahmu, engakau ganti surgamu dengan nerakamu, engkau ganti nikmatmu dengan adzabmu?..dan engkau ganti keanggunanmu dengan kebinalanmu atau ketrendiamu.

Wahai wanita muslimah! Lupakah engkau atau memang benar-benar lupa hadits Rosulullah yang menyatakan bahwa tidak akan masuk surga orang yang berpakaian tapi telanjang bahkan untuk mencium baunya pun tidak akan memperoleh kesempatan itu. Lalu apa yang engkau harapkan wahai wanita muslimah ! apakah engkau mengharapkan perhatian laki-laki yang hanya menikmati lekuk tubuhmu saja. Atau engkau sengaja memamerkan auratmu agar semua perhatian laki-laki tertuju kepada dirimu?  Kalau itu yang kamu inginkan maka jawabannya adalah iya, bagi laki-laki yang sebangsa denganmu ! bagi laki-laki yang selalu mengumbar nafsu dan keinginan sesaat saja yang akan memperhatikannmu. Bukankah wanita yang jelek adalah untuk laki-laki yang jelek. Sedangkan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik.

Alangkah baiknya kita baca, kita hanyati dan kita renungkan sepenggal kisah yang dapat menjadi contoh  bagi seorang muslimah untuk bisa diambil pelajaran. Kisah nyata ini dialami oleh Syaikh Ahmad Ash-Shuyan. Pada edisi Al-Bayan 138, ia mengatakan, "Saya pernah mengikuti wisata dakwah ke Bangladesh bersama tim dokter. Tim ini mendirikan kemah untuk mengadakan pengobatan sakit mata. Suatu hari seorang lelaki tua bersama istrinya menemui dokter dengan ragu-ragu dan bingung. Ketika dokter yang bertugas mengobati itu mendekat, tiba-tiba si istri menangis dan menggigil ketakutan. Dokter itu mengira bahwa wanita tersebut kesakitan akibat penyakit yang dideritanya. Lalu ia bertanya kepada suaminya mengenai hal itu. Sambil menahan air mata si suami menjawab, "Dia menangis bukan karena sakit. Dia menangis karena dia akan terpaksa membuka wajahnya kepada laki-laki lain."

Tadi malam dia tidak bisa tidur karena gelisah dan bingung. Dia berkali-kali menegur saya. "Apakah kamu rela bila aku membuka wajahku?" tanyanya.
Dia baru mau datang untuk berobat setelah saya bersumpah untuknya dengan sumpah yang berat, bahwa Allah memperbolehkan hal itu dalam kondisi darurat. Karena Allah berfirman, "Tapi barangsiapa yang terpaksa, tidak menginginkannya dan tidak nielampaiti batas, maka tidak ada dosn baginya." (QS. Al-Baqarah:173).

Saat dokter mendekatinya, ia menjauh dan bertanya, "Anda muslim?" "Ya," jawabnya. Lalu ia berkata, "Jika anda muslim, maka saya minta kepada anda dengan nama Allah untuk tidak membuka penutup saya. Kecuali jika anda merasa yakin bahwa Allah memperbolehkan hal itu bagi anda!"
Operasi! terhadap wanita itu berjalan dengan sukses, Selaput putih di matanya berhasil dihilangkan dan ia pun bisa melihat kembali berkat karunia Allah.
Suaminya mengatakan bahwa istrinya pernah berkata, "Andaikata tidak ada dua hal, niscaya aku lebih suka bersabar menerima keadaanku dan tidak ada laki-laki lain yang menyentuhku." Yakni membaca Al-Qur'an, dan melayanimu beserta anak-anakmu. Betapa besar keteguhan hati wanita ini terhadap kemuliaan dan kehormatan dirinya. Dan betapa indahnya bila wanita terlihat terpelihara dan bangga dengan penutup auratnya.
Betapa mulianya iman yang tampil secara nyata, jujur, jauh dari sikap yang dibuat-buat dan berlebihan, serta bersih dari unsur riya (parner) dan noda-noda hawa nafsu.

Bandingkan dengan wanita-wanita yang merusak rasa malunya dan menyerahkan dirinya kepada para penyeru kenistaan dan jura kampanye modernisasi. Akibatnya, mereka selalu memperturutkan syahwatnya, lalu berlomba-lomba dalam merusak dan melepaskan norma-norma yang adiluhung. Bandingkan mereka dengan wanita yang teguh menjaga kehormatan dan kesuciannya dalam kisah ini!
Dan, betapa hati ini tersayat-sayat pilu dan sedih terhadap gadis-gadis remaja yang takluk kepada hawa nafsunya. Dengan penuh kelalaian dan kebodohan mereka menyerahkan diri kepada setiap orang yang bersuara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar